Skip to main content

Pemuda Penggerak Anti Narkoba


Masih hangat dalam nuansa Hari Sumpah Pemuda, besar harapan bangsa ini pada para anak muda untuk menjadi generasi kreatif, produktif dan jauh dari nilai-nilai negatif dan destruktif. Persoalnan narkoba yang merongrong bangsa ini juga menjadi atensi tersendiri. Karena itulah, para stakeholder baik itu pemerintah maupun lembaga-lembaga anti narkoba juga mendorong agar anak-anak muda yang notabene sudah jadi target pasar narkoba bisa berbuat banyak untuk melakukan counter agar tidak terjerat oleh barang haram narkoba.
Pertanyaanya, mengapa para pemuda harus bergerak? Tentu saja, generasi muda di seluruh penjuru nusantara ini memiliki potensi yang tinggi yang bisa mengaktualisasikan semangat kreativitas mereka dalam beragam dimensi. Kita bisa melihat betapa besarnya keunggulangan para pemuda dalam beragam lini. Sebut saja dalam kancah olimpiade sains, atau lomba robot di level dunia, nama Indonesia tidak pernah absen dalam podium juara. Nilai keunggulan seperti yang disebutkan di atas harus diproteksi agar tidak tercemari oleh jeratan narkoba.
Jika ada pertanyaan, apa yang bisa dilakukan oleh anak muda agar jauh dari narkoba, maka hal pertama kali adalah mereka harus memiliki keyakinan tentang betapa buruknya dampak narkoba jika mereka konsumsi. Kerusakan yang ditimbulkan bukan hanya menyerang fisik semata, namun dapat menghancurkan psikis dan juga merobohkan spiritual.  
Dengan cara apa agar mereka bisa segera memahami itu? Nah di sinilah, pentingnya, pihak institusi seperti BNN agar lebih proaktif untuk merangkul mereka dalam konteks mencegah bahaya narkoba. Bukan hanya di level pemerintahan semata, akan tetapi juga penggerak anti narkoba di lingkungan masyarakat juga perlu untuk melibatkan anak-anak muda kreatif dalam upaya menyebarluaskan virus anti narkoba pada masyarakat dalam skala yang lebih masif dan meluas.
Stakeholder yang membidangi urusan narkoba harus memberikan pemahaman yang komprehensif tentang narkoba dari A sampai Z. Mereka harus diajak berdiskusi secara dua arah dan dibangkitkan kesadarannya untuk bisa berbuat yang lebih nyata dalam konteks mengajak rekan-rekan sebayanya agar jauh dari narkoba.
Saat ini, anak muda sangat dekat sekali dengan dunia media sosial yang ada. Nah, pengembangan media sosial perlu untuk lebih ekstra keras agar anak-anak muda bangga menyebarluaskan pesan anti narkoba.
Dalam urusan media sosial, kita seringkali melihat tema atau slogan yang selalu bisa didengung dengungkan. Nah, di era kepemimpinan Budi Waseso yang menggawangi BNN, ada hashtag yang lumayan kece untuk bisa disampaikan baik dalam twitter, facebook hingga instagram. Hashtag atau #stopnarkoba semakin meluas hingga ke penjuru nusantara. Ini menjadi hal yang sangat bagus untuk dikombinasikan dengan segala aktivitas positif yang dilakukan oleh kawula muda di manapun berada. Perlu kepintaran atau strategi dari penggerak anti narkoba, agar selalu menyertakan semangat stop narkoba ini dalam berbagai aspek kehidupan para anak muda. Misalkan begini, saat ada kegiatan pentas seni di sekolah, atau pertandingan olahraga tertentu di tingkat pelajar atau mahasiswa, maka pesan-pesan singkat atau minimal hashtag stopnarkoba ini selalu tampak menonjol. Setidaknya, hal ini bisa menyadarkan orang-orang di sekitarnya untuk melakukan langkah pencegahan minimal dari dirinya sendiri.
Tentunya, tanda pagar stopnarkoba tidak boleh hanya sampai pada tertempel semata di sejumlah tempat, tapi perlu untuk dielaborasi dengan langkah lanjutan yang lebih nyata dan kena pada sasarannya yaitu khususnya para kelompok anak muda itu sendiri.
Dalam urusan pengembangan anak-anak muda agar terjun dalam upaya penanggulangan narkoba di kawasan pedesaan, penulis juga patut mengangkat topi untuk Menpora, Imam Nachrowi. Sang menteri telah meluncurkan program yang cukup inovatif yaitu Pemuda Anti Narkoba. Program ini diluncurkan di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk menjaring puluhan ribu kader anti narkoba.
Seperti dihimpun penulis dari beragam sumber media dan juga hasil wawancara dengan tokoh pemuda yang turut terlibat dalam  program ini, penulis melihat potensi program ini akan sangat berarti dan memberikan hasil yang sangat signifikan.
Jadi, di tiga provinsi itu, akan dicetak puluhan ribu kader yang nantinya mereka akan terjun langsung ke hampir 1500 desa untuk memberikan penyuluhan tentang bahaya narkoba pada masyarakat luas. Bukan hanya sampai di situ saja, para penyuluh yang sudah terlatih itu akan menjaring lagi sejumlah calon kader lainnya agar mau terlibat dan nantinya sama-sama terjun langsung memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang bahaya narkoba.
Nah, inilah semangat sinergi yang harus diamini, dan didukung penuh oleh para pemangku kebijakan tentang narkoba. Karena dengan semangat kebersamaan, tentu saja BNN akan mendapatkan mitra yang tangguh dalam upaya melumpuhkan upaya-upaya para sindikat narkoba yang mencoba menghancurkan lini kaum muda bangsa Indonesia.



Comments

Popular posts from this blog

Sepeda Ban Gede Enggak Bikin Cape

 Sepeda gendut atau fatbike masih tergolong minim penggemarnya. Hal ini bisa dilihat dari eksistensinya di jalanan, jarang sekali kita lihat sepeda jenis ini. Banyak yang beranggapan, berat lah, capek lah, dan lain-lain sebagainya. Saat orang bilang demikian, saya juga sempet mikir, iya juga kali ya. Apalagi review di Youtube itu sangat sedikit tentang sepeda beginian.  Nah, saya sebenarnya sudah mengincar sepeda gendut ini sejak 3 tahunan lalu. Saat awal-awal pandemi, di mana sepeda jadi booming, dan harganya gila-gilaan. Saat itu, sebenarnya pengen banget meminang sepeda gendut ini, namun karena beberapa alasan akhirnya saya lewatkan. Tapi, dalam tiga tahun itu, saya selalu iseng untuk stalking foto-foto orang lagi gowes pakai sepeda gendut ini.  Keinginan untuk memiliki si sepeda gendut ini kembali muncul di tahun 2023. Bahkan ngebet banget sampai-sampai harus membangun birokrasi yang lebih intensif dan komprehensif dengan  istri tercinta hehehe, untuk bisa membawa si sepeda gendut

Namanya Satria Keenan Arrais

9 bulan 5 hari,  tepat pada tanggal 2 Februari 2013 akhirnya jagoan saya menyapa dunia. Namanya Satria Keenan Arrais, yang artinya seorang pejuang yang memiliki visi tajam dan seorang pemimpin. Tepat lahir di dunia saat azan subuh, hati saya bergetar, senyum terkembang, dan rasa syukur tak terhingga selalu dipanjatkan kepada Allah SWT. Air mata bahagia bercucuran, lalu mengumandangkan azan sambil nangis, gak peduli nadanya fals dan tidak beraturan. Hehe Keenan merupakan anugerah terindah yang pernah saya dapatkan di dunia ini. Ini adalah titipan Allah yang sangat berharga. Campur aduk haru bahagia, tapi di sisi lain,saya harus siap menerima amanah yang maha dahsat ini. Bagaimana tidak, sepanjang hayat saya, saya harus bisa mendidik, membimbing, dan mengarahkan buah hati ini untuk menjadi seseorang yang berakhlak mulia. Proses persalinan istri saya membuahkan cerita unik tersendiri. Tanggal 1 Februari 2013, rencananya saya akan pulang ke Wonogiri mengantarkan istri saya. Karen

Momentum

 Tanggal 1 Juni 2023 akan selalu menjadi pengalaman yang menjadi pelajaran berharga bagi saya.  Bersepeda harusnya menjadi momentum berbahagia, tapi justru ini menjadi nestapa. Kenapa? ya karena karena kurangnya waspada saya kehilangan tas dan seisinya, yaitu dompet berisi surat penting dan ponsel.  Tentu, ini menjadi pelajaran yang sangat mahal bagi saya, keluarga dan orang-orang terdekat saya, agar selalu hati-hati dan waspada dalam menjalankan segala aktivitas.  Pada intinya, saya dijambret. Modusnya, pelaku menggunakan sepeda motor, memepet, meneriaki, dan menepuk pundak saya hingga blank sekitar 2-3 detik, lalu mengambil tas selempang yang melekat di badan. Meski sempat melakukan perlawanan dan berusaha mempertahankan tas, tapi apa daya, momentum itu berada di tangan si penjambret. Momentum hilang tas pun melayang.  Dari situ, saya terus menganalisis dari kejadian yang saya alami. Ternyata momentum itulah yang sangat krusial. Karena seharusnya, dalam momentum kontak mata yang hany