Skip to main content

Narkoba Dikredit....Waduhhh

Pagi ini, saya menemukan sebuah berita yang menggelitik tapi sekaligus membuat geram. Bandar narkoba rupanya melakukan banyak cara untuk mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya. Berita tersebut menyebutkan bahwa ada seorang bandar yang menjual narkoba dengan cara kredit di daerah Surabaya. Hal ini jelas bahwa bandar ingin memperluas target pasarnya di level bawah.

Pengakuannya ini keluar dari mulu sang bandar bernama Dony yang berhasil ditangkap aparat BNN Kota Surabaya, Senin (14/11). Kepada aparat BNNK Surabaya ia mengaku menjual sabu senilai Rp 2 juta dan cicilannya bisa berlangsung selama satu hingga dua bulan. Menurut pengakuannya juga, hal ini dilakukan demi bisa menang dari persaiangan bisnis narkoba dan merebut hati para pengguna yang berasal dari kalangan bawah. Dari mulut sang bandar ini dikatakan bahwa hampir semua pengguna membayar tepat waktu, bahkan ada yang membayar harian dan uang yang masuk tersebur diputar untuk dibelanjakan narkoba pada bandar lainnya yang lebih besar.

Temuan kasus ini tentu harus menjadi kewaspadaan untuk masyarakat bahwa para bandar mengintai calon korbannya hingga ke level paling bawah. Mereka membawa segala kemudahan agar masyarakat mudah diracuni dengan barang haram narkoba. Oleh karena itulah, upaya proteksi dini dari mulai unit terkecil yaitu keluarga harus semakin kuat. Masing-masing anggota keluarga harus bisa saling mengawasi.

Lalu di tengah masyarakat, langkah intervensi sangat penting untuk terus dilakukan oleh para pemangku kebijakan yang membidangi masalah narkoba, seperti BNN dan Polri dan juga institusi terkait lainnya.

Institusi seperti ini perlu turun langsung ke bawah untuk terus tak bosan-bosannya mengingatkan pentingnya menjaga hidup sehat dan jauh dari narkoba. Masyarakat juga perlu diingatkan dengan beragam modus yang bisa dilakukan bandar di tengah masyarakat. Mereka harus tahu betul bahwa bandar bisa melakukan seribu satu cara agar narkoba yang mereka edarkan laku di pasaran. Seperti contoh kasus di Surabaya tadi, narkoba kian marak diperdagangkan di kalangan masyarakat bahkan dengan cara kredit.


Elemen-elemen vital di tengah masyarakat seperti para tokoh, atau penggerak pemuda juga perlu dibangkitkan dan diberdayakan untuk senantiasa melakukan hal yang sifatnya pencegahan merebaknya penyalahgunaan dan peredaran narkoba. Hal ini juga sangat perlu untuk melibatkan perangkat pemerintahan setempat seperti Kelurahan untuk senantiasa menggarap program bersama yang sifatnya meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Karena tidak bisa dipungkiri, kondisi ekonomi yang labil seringkali jadi pemicu seseorang untuk akhirnya nekat menjadi pengedar atau bahkan bandar narkoba untuk mendapatkan uang dengan cepat. 

Comments

Popular posts from this blog

BNN Gelar Penyuluhan Narkoba berbasis Edutainment di PT ASKES

Ibarat meja yang growak akibat rayap, maka sama halnya dengan otak yang terkena narkoba, akan rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi. Demikian disampaikan oleh Dr Victor Pudjiadi, Direktur Advokasi Deputi Bidang Pencegahan BNN, saat memberikan penyuluhan bahaya penyalahgunaan narkoba di kantor pusat PT ASKES Indonesia, Rabu (2/1). Penyuluhan narkoba yang ditampilkan oleh BNN ini tetap mengusung ciri khas education and entertainment (edutainment) , sehingga pesan-pesan tentang bahaya narkoba dapat tersampaikan dengan baik melalui hiburan-hiburan yang segar, baik itu lewat aksi sulap, musik, pantomime dan sejumlah hiburan tak kalah menarik lainnya. Di hadapan  lebih dari 200 jajaran PT ASKES, Direktur Advokasi menekankan bahwa narkoba akan menimbulkan dampak yang sangat parah jika disalahgunakan. Tidak sedikit kecelakaan yang terjadi di darat, laut dan udara disebabkan  oleh penyalahgunaan narkoba. Masalah narkoba yang kian memprihatinkan ini menuntut seluruh elemen mas...

Balada Mencari Pengasuh

Oh anakku sayang..dilema sang ibu bekerja adalah mencari pengasuh anak ketika harus meninggalkan anak di rumah demi pekerjaan. Perjuangan mama dimulai saat Keenan masih  berumur 1 bulan. Mama sudah mulai browsing and searching pengasuh. Kabar baik datang dari Kakek yang memberitahu kalau ada pengasuh dari kampung kakek dulu. Ah jadi lega, ga perlu mikirin cari pengasuh pas nanti pulang ke rumah Mbah Kakung.  Berita itu akhirnya datang juga. Papa dapat kabar dari Kakek kalau pengasuhnya tidak jadi datang. Mama langsung sedih dan panik karena 2 Minggu lagi Mama sudah harus masuk kerja. Setelah berunding dengan Mbah Uti dan Budhe Ami, akhirnya Budhe yang akan momong Keenan sampai mama dapat pengasuh. Baru 4 hari kita di Bekasi setelah liburan di rumah Mbah Kung, mama dapat pengasuh. Namanya Teh Lastri dari Sukabumi berkat jasa agen ART, namanya Mang deden. Si teteh ini baru berumur 23 tahun tapi sudah menikah dan punya 2 anak. Hasil wawancara mama dengan si teteh terungk...

BNN Pacu Produktivitas Mantan Pecandu

Mengatasi masalah adiksi bukan perkara mudah. Setelah para pecandu ini pulih dari ketergantungannya, masalah tidak berhenti sampai di sini, karena pasca pulih dari kecanduan narkoba mereka dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan yang sulit. Apakah mereka bisa terus clean dan  kembali produktif? Atau apakah mereka masih bisa diterima oleh keluarga atau lingkungannya? Pertanyaan besar ini menjadi persoalan yang cukup pelik, dan menyita pemikiran yang sangat serius, tidak terkecuali oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai leading sector dalam upaya pemulihan para mantan pecandu narkoba melalui program pascarehabilitasi. Berbagai upaya terus dilakukan oleh BNN bersama dengan mitra lainnya baik itu instansi pemerintah dan juga swasta. Hasilnya, sedikit demi sedikit titik pencerahan mulai tampak. Kepala BNN, Anang Iskandar menegaskan bahwa akselerasi program pascarehabilitasi harus terus diaktualisasikan dan dalam pelaksanaannya harus  merangkul berbagai pihak terutama...