Skip to main content

Ruang Publik Asik

Bagi kaum urban pastinya merindukan banyaknya ruang publik yang nyaman, asri, dan tentu saja yang asyik. Menciptakan ruang publik yang sesuai dengan selera dan harapan tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butun niatan yang kuat dan muncul dari spirit dan motivasi kaum urban itu sendiri untuk dapat habitat dan ruang publik yang sesuai dengan ekspektasi.

Artinya, tanpa harus berpikiran dengan uluran tangan dari pemerintah, masyarakat yang kreatif akan bisa menciptakan sebuah ruang publik yang asyik.  Meski secara konseptual ruang publik ini merupakan sarana yang disediakan oleh pemerintah dan dipersembahkan untuk warganya secara cuma-cuma namun tak ada salahnya muncul gerakan masyarakat yang juga mampu mengoptimalkan ruang atau lahan yang ada untuk menjadi sarana sosialisasi yang menghadirkan value tinggi untuk masyarakat itu sendiri. Ruang publik asyik bisa dikreasikan di lahan yang ada.

Mengoptimalkan lahan yang ada di sekitar perumahan yang bisa disulap jadi ruang publik yang minimalis, nyaman, aman, damai, dan bisa jadi pabrik kreativitas dan sportivitas merupakan cara yang bisa kita tempuh bersama. Ruang Publik Jadi Embrio Kreativitas dan Sportivitas Kita memang prihatin dengan kurangnya lahan anak-anak bermain.

 Hal ini tentunya bisa membuat mereka lebih memillih untuk tinggal di dalam rumah dan memainkan gadgetnya hingga pada akhirnya harus terpaksa berkaca mata di usia belia. Kita juga miris betapa sedikitnya anak-anak kita yang paham aneka permainan tradisional yang telah turun temurun sejak jaman dahulu kala.

 Kita pasti tak ingin anak-anak kita lupa akan jati diri dan identitasnya. Kita juga jangan sekonyong-konyong menyalahkan mereka, karena mungkin setting lingkungan yang ada saat ini sudah berorientasi pada sisi-sisi individualistis yang tak lagi bisa menghadirkan aneka permainan yang menyenangkan. Keprihatinan ini mengundang kami pula, sebagai warga pinggiran kota yang mendambakan sebuah dinamika bermasyarakat yang penuh dengan warna.

Urban tak hanya dikaitkan dengan kemacetan, kesemrawutan, kebakaran, kebanjiran dan serba serbi negatif lainnya, tapi lingkungan perkotaan yang penuh dengan nuansa kreativitas, sporitivitas dalam habitat yang layak dan nilai kekeluargaan yang tinggi. Karena itulah, menurut penulis masyarakat sudah saatnya bergerak dan bertindak. Sebagai anggota masyarakat yang proaktif, kami tidak tinggal diam. Melalui diskusi-diskusi yang hangat ditemani kopi pahit yang membuat mata dan kepala segar, setiap akhir pekan, akhirnya kami bisa merealisasikan sebuah mimpi.

Membangun ruang publik yang asyik

Di komplek perumahan kami, yaitu di Perum Bintara Loka Indah Blok QQ7-9, Kini kami telah memiliki sebuah arena bermain yang multifungsi, di mana anak-anak akan bisa bermain basket, bola voli, badminton, tenis meja, dan jogging, dalam area yang tergolong tak terlalu luas, kurang lebih 200 m2. Di lahan inilah kami akan sulap dengan berbagai ornamen yang kelak akan dijadikan pabrik kreativitas dan juga sportivitas. Gereget kami, tentunya anak-anak akan memaksimalkan ruang publik untuk aktualisasi diri, baik dalam bentuk olahraga maupun seni atau teknologi. Kami melihat, langkah kami boleh dikatakan bukan hal yang baru, karena sejumlah warga di perumahan lainnya juga sudah melakukan hal yang sama.

Namun, tentunya kami harus bekerja keras dan menciptakan formula yang lebih jitu agar anak-anak dan juga orang tua yang berada di sekitarnya kembali menemukan passion dan juga gairah hidupnya untuk memaksimalkan ruang publik menjadi lebih kaya manfaat. Seret Hobi dan Hal Asyik ke Ruang Publik Belajar dari beberapa ruang publik yang ada di sekitar daerah kami, yaitu di sebuah komplek perumahan di Bekasi Barat, faktanya memang beberapa  ruang publik yang tercipta (dibuat secara swadaya), kebanyakan setelah jadi justru jadi sepi. Tak banyak orang ramai-ramai menjadikan itu sebagai sarana bersosialisasi ataupun menjadi tempat untuk mengolah inspirasi.

Beberapa ruang publik termasuk taman, hanya jadi bahan pajangan yang sedap dipandang tapi tidak dibuat hangat dengan beragam kegiatan. Ini yang harus juga jadi bahan pemikiran kaum urban. Jika dilihat potensinya, sejumlah ruang publik telah dibekali kelengkapan yang mantap, seperti gazebo, wahana permainan standar anak-anak, jogging track, namun tetap saja banyak yang dibiarkan sepi, paling hanya sesekali anak-anak kecil berkerumun bersama dengan para pengasuhnya.

Seperti disebutkan di atas, agar ruang publik itu tidak sunyi sepi dan miskin acara, warga harus memopa kreativitasnya di sini. Yang hobi olahraga, prioritaskanlah ruang publik yang ada untuk dijadikan tempat menempa raganya. Tak perlu berpikir fitness di gym yang jauh, tak perlu berpikir ingin aerobic di tempat mewah, semua bisa dilakukan di ruang publik kita. Kita bisa lihat bagaimana kerennya anak-anak Indobarian, sebuah komunitas yang mengandalkan street workout untuk mengolah tubuh mereka. Dengan mengandalkan alat-alat yang simple, tapi hasil yang mereka capai sungguh luar biasa.

Di ruang publik kita, tentu tak akan sulit untuk memasang alat-alat yang bisa mendukung kegiatan street workout, yang salah satunya adalah besi seperti gawang yang bisa digunakan untuk pull up beratus gaya. Begitu pula dengan warga yang hobi baca. Janganlah duduk-duduk di rumah sendiri sambil memeluk koleksi buku sendiri. Ambilah kotak berisi belasan atau puluhan judul yang kita miliki dan bawa ke ruang publik, sambil mengajarkan pada anak-anak di sekitar kita untuk meningkatkan  hobi membaca.

Kita coba sebarkan terus spirit seperti ini. Bagi kita yang hobi IT atau berinternet dengan leluasa, gunakanlah gazebo atau bench di ruang publik sebagai tempat kita membuka cakrawala. Jangan ragu-ragu bawa wifi mobile kita untuk berbagi. Dijamin tak akan merugi, karena kebersamaan jauh lebih bernilai tinggi. Jika semua hobi dibawa ke ruang publik, tentu ruang publik akan makin hangat dan menjadi perekat yang kuat untuk masyarakat.

Nilai-nilai itu tanpa kita sadari akan habis jika kita sebagai masyarakat hanya memikirkan diri sendiri. Jika kita ditanyakan apa keunggulan kita dari negara lain, kita akan dengan bangga bisa menyebutkan dengan lantang, salah satunya kita memiliki ruang publik yang asyik yang bisa membangun regenerasi tanpa henti para olahragawan,seniman, budayawan, politikus atau pribadi-pribadi unggul lainnya yang hebat, yang kuat dan beradab di masa yang akan datang.









Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sepeda Ban Gede Enggak Bikin Cape

 Sepeda gendut atau fatbike masih tergolong minim penggemarnya. Hal ini bisa dilihat dari eksistensinya di jalanan, jarang sekali kita lihat sepeda jenis ini. Banyak yang beranggapan, berat lah, capek lah, dan lain-lain sebagainya. Saat orang bilang demikian, saya juga sempet mikir, iya juga kali ya. Apalagi review di Youtube itu sangat sedikit tentang sepeda beginian.  Nah, saya sebenarnya sudah mengincar sepeda gendut ini sejak 3 tahunan lalu. Saat awal-awal pandemi, di mana sepeda jadi booming, dan harganya gila-gilaan. Saat itu, sebenarnya pengen banget meminang sepeda gendut ini, namun karena beberapa alasan akhirnya saya lewatkan. Tapi, dalam tiga tahun itu, saya selalu iseng untuk stalking foto-foto orang lagi gowes pakai sepeda gendut ini.  Keinginan untuk memiliki si sepeda gendut ini kembali muncul di tahun 2023. Bahkan ngebet banget sampai-sampai harus membangun birokrasi yang lebih intensif dan komprehensif dengan  istri tercinta hehehe, untuk bisa membawa si sepeda gendut

Namanya Satria Keenan Arrais

9 bulan 5 hari,  tepat pada tanggal 2 Februari 2013 akhirnya jagoan saya menyapa dunia. Namanya Satria Keenan Arrais, yang artinya seorang pejuang yang memiliki visi tajam dan seorang pemimpin. Tepat lahir di dunia saat azan subuh, hati saya bergetar, senyum terkembang, dan rasa syukur tak terhingga selalu dipanjatkan kepada Allah SWT. Air mata bahagia bercucuran, lalu mengumandangkan azan sambil nangis, gak peduli nadanya fals dan tidak beraturan. Hehe Keenan merupakan anugerah terindah yang pernah saya dapatkan di dunia ini. Ini adalah titipan Allah yang sangat berharga. Campur aduk haru bahagia, tapi di sisi lain,saya harus siap menerima amanah yang maha dahsat ini. Bagaimana tidak, sepanjang hayat saya, saya harus bisa mendidik, membimbing, dan mengarahkan buah hati ini untuk menjadi seseorang yang berakhlak mulia. Proses persalinan istri saya membuahkan cerita unik tersendiri. Tanggal 1 Februari 2013, rencananya saya akan pulang ke Wonogiri mengantarkan istri saya. Karen

Momentum

 Tanggal 1 Juni 2023 akan selalu menjadi pengalaman yang menjadi pelajaran berharga bagi saya.  Bersepeda harusnya menjadi momentum berbahagia, tapi justru ini menjadi nestapa. Kenapa? ya karena karena kurangnya waspada saya kehilangan tas dan seisinya, yaitu dompet berisi surat penting dan ponsel.  Tentu, ini menjadi pelajaran yang sangat mahal bagi saya, keluarga dan orang-orang terdekat saya, agar selalu hati-hati dan waspada dalam menjalankan segala aktivitas.  Pada intinya, saya dijambret. Modusnya, pelaku menggunakan sepeda motor, memepet, meneriaki, dan menepuk pundak saya hingga blank sekitar 2-3 detik, lalu mengambil tas selempang yang melekat di badan. Meski sempat melakukan perlawanan dan berusaha mempertahankan tas, tapi apa daya, momentum itu berada di tangan si penjambret. Momentum hilang tas pun melayang.  Dari situ, saya terus menganalisis dari kejadian yang saya alami. Ternyata momentum itulah yang sangat krusial. Karena seharusnya, dalam momentum kontak mata yang hany