Skip to main content

Motivator Anti Narkoba



Belum lama ini, Pemkot Mojokerto bersama dengan BNN Kota Mojokerto mengukuhkan 270 Motivator Anti Narkoba. Menurut penulis, hal ini cukup unik, karena Mojokerto lebih memilih istilah “Motivator” bukan yang lainnya. Apapun istilahnya, penulis memberikan apresiasi atas kepedulian Pemkot dalam menanggulangi upaya narkoba.
Bicara soal langkah ini, muncul pernyataan dari Walikotanya yaiu Mas’ud Yunus yang menyatakan bahwa langkah ini sebagai antisipasi makin maraknya penyalahgunaan narkoba di Mojokerto. Data yang ia terima menyebutkan, Mojokerto berada di posisi 15 penyalahgunaan narkoba tertinggi di Jawa Timur.
Memang benar, upaya antisipasi harus masif, harus proaktif. Artinya, upaya penanggulangan harus melibatkan segala lini atau potensi di sebuah daerah. Hanya mengandalkan aparat penegak hukum bukanlah solusi. Karenanya, kepedulian kepala daerah dalam mengomandani sebuah gerakan penanggulangan narkoba patut mendapatkan apresiasi dan diberikan dukungan yang besar.
Jika sudah terbentuk, maka para motivator anti narkoba ini harus benar-benar dibina, diarahkan dan mendapatkan perlindungan dari pemerintah dan juga BNN Kota Mojokerto. Mereka tidak boleh dibiarkan liar ke sana kemari, tanpa pembinaan dan juga arahan.
Harus Dibekali Kemampuan Mumpuni
Program yang kuat harus diberikan pada mereka agar apa yang dikerjakan bisa mendapatkan hasil sesuai harapan. Idealnya, para motivator ini terlebih dahulu perlu dikarantina, diberikan pembekalan pelatihan yang maksimal, dari berbagai sisi. Mereka ke depan akan berhadapan dengan masyarakat langsung, karena itulah mereka harus dilengkapi dengan keterampilan yang mumpuni, dari mulai wawasan pengetahuan narkoba hingga ilmu cara berkomunikasi.
Pembekalan juga tak hanya di ruang kelas dengan dicekoki segala jenis teori, akan tetapi juga mereka harus dilatih jam terbangnya dengan langsung bereksperimen langsung di tengah-tengah masyarakat. Mereka harus dilatih untuk bisa membaur dalam sebuah situasi dan bagaimana caranya menarik perhatian agar masyarakat mau mendengah apa yang ingin disampaikan.
Cara sederhana yang bisa dicoba adalah menerjunkan mereka dalam kegiatan sosial seperti acara Car Free Day di hari libur. Mereka didorong untuk dapat membagi pesan-pesan anti narkoba dengan membawa peraga sederhana dengan para pengunjung acara seperti itu. Lalu mereka perlu mengajak orang-orang untuk berdiskusi tentang isu narkoba. Maka dengan cara demikian, mereka akan terlatih untuk menghadapi beragam situasi.
Latihan mental seperti ini penting, mengingat mereka nantinya akan terjun ke masyarakat. Jika para motivator anti narkoba yang berasal dari kalangan pelajar, maka mereka akan bertatap muka langsung dengan para rekan sebayanya, yang juga butuh nyali dan keterampilan besar agar bisa berdiri tegak menyampaikan pesan anti narkoba. Sedangkan, para kader yang berasal dari komponen masyarakat (orang dewasa) juga perlu diberikan penguatan secara keilmuan soal narkoba dan teknik komunkasi tinggi, karena mereka akan terjun ke masyarakat secara luas untuk memberikan motivasi agar masyarakat tidak terjebak dalam penyalahgunaan narkoba.
Diberdayakan Melalui Program
Ketika mereka sudah memiliki kemampuan yang mumpuni, maka tugas Pemkot dan juga BNN Kota Mojokerto untuk memberdayakan mereka. Mereka harus diajak dalam program-program yang dapat memberikan ruang gerak pada mereka untuk menyalurkan keterampilan yang mereka miliki.
Contohnya, ketika BNNK memiliki program sosialisasi di sebuah sekolah, maka tak ada salahnya, penyuluh BNNK mengajak kolaborasi dengan Motivator Anti Narkoba yang sudah terbentuk untuk sama-sama menyampaikan bahaya narkoba dengan gaya yang berbeda tentunya.
Sebagai motivator dari kalangan pelajar misalnya, maka harus memiliki gaya yang bisa sama dengan anak-anak muda kekinian, baik dari gaya berbicara bahkan gaya berpenampilan. Setidaknya, hal ini akan lebih mudah untuk menyamakan pola pikirnya.
Berikan Target
Agar para motivator juga termotivasi, maka tidak ada salahnya, agar Pemkot dan juga BNNK memberikan target-target khusus, seperti seberapa aktif mereka untuk menjadi motivator anti narkoba.
Jika memang mereka berhasi mencapai target yang diharapkan, tak ada salahnya untuk diberikan apresiasi dalam bentuk apapun yang sesuai dengan kebijakan pihak Pemkot dan BNNK Mojokerto.
Proteksi Dari Potensi Ancaman
Dalam pelaksanaan tugasnya, para kader yang bergerak dalam kegiatan penanggulangan narkoba, bukan tidak mungkin menghadapi kendala-kendala di lapangan. Misalnya, mereka mendapatkan ancaman dari pihak-pihak yang tidak suka, seperti para bandar dan juga pengedar, maka para motivator perlu mendapatkan perlindungan yang kuat dari pembinanya yaitu pihak Pemkot dan juga BNNK Mojokerto.
Semoga saja, para motivator yang telah dibentuk ini bukan sekedar seremonial semata, akan tetapi bisa melakukan aksi nyata untuk mengkampanyekan bahaya narkoba secara masif dan agresif pada masyarakat di Mojokerto.

Bravo Motivator Anti Narkoba Mojokerto…………….

Comments

Popular posts from this blog

Sepeda Ban Gede Enggak Bikin Cape

 Sepeda gendut atau fatbike masih tergolong minim penggemarnya. Hal ini bisa dilihat dari eksistensinya di jalanan, jarang sekali kita lihat sepeda jenis ini. Banyak yang beranggapan, berat lah, capek lah, dan lain-lain sebagainya. Saat orang bilang demikian, saya juga sempet mikir, iya juga kali ya. Apalagi review di Youtube itu sangat sedikit tentang sepeda beginian.  Nah, saya sebenarnya sudah mengincar sepeda gendut ini sejak 3 tahunan lalu. Saat awal-awal pandemi, di mana sepeda jadi booming, dan harganya gila-gilaan. Saat itu, sebenarnya pengen banget meminang sepeda gendut ini, namun karena beberapa alasan akhirnya saya lewatkan. Tapi, dalam tiga tahun itu, saya selalu iseng untuk stalking foto-foto orang lagi gowes pakai sepeda gendut ini.  Keinginan untuk memiliki si sepeda gendut ini kembali muncul di tahun 2023. Bahkan ngebet banget sampai-sampai harus membangun birokrasi yang lebih intensif dan komprehensif dengan  istri tercinta hehehe, untuk bisa membawa si sepeda gendut

Namanya Satria Keenan Arrais

9 bulan 5 hari,  tepat pada tanggal 2 Februari 2013 akhirnya jagoan saya menyapa dunia. Namanya Satria Keenan Arrais, yang artinya seorang pejuang yang memiliki visi tajam dan seorang pemimpin. Tepat lahir di dunia saat azan subuh, hati saya bergetar, senyum terkembang, dan rasa syukur tak terhingga selalu dipanjatkan kepada Allah SWT. Air mata bahagia bercucuran, lalu mengumandangkan azan sambil nangis, gak peduli nadanya fals dan tidak beraturan. Hehe Keenan merupakan anugerah terindah yang pernah saya dapatkan di dunia ini. Ini adalah titipan Allah yang sangat berharga. Campur aduk haru bahagia, tapi di sisi lain,saya harus siap menerima amanah yang maha dahsat ini. Bagaimana tidak, sepanjang hayat saya, saya harus bisa mendidik, membimbing, dan mengarahkan buah hati ini untuk menjadi seseorang yang berakhlak mulia. Proses persalinan istri saya membuahkan cerita unik tersendiri. Tanggal 1 Februari 2013, rencananya saya akan pulang ke Wonogiri mengantarkan istri saya. Karen

Momentum

 Tanggal 1 Juni 2023 akan selalu menjadi pengalaman yang menjadi pelajaran berharga bagi saya.  Bersepeda harusnya menjadi momentum berbahagia, tapi justru ini menjadi nestapa. Kenapa? ya karena karena kurangnya waspada saya kehilangan tas dan seisinya, yaitu dompet berisi surat penting dan ponsel.  Tentu, ini menjadi pelajaran yang sangat mahal bagi saya, keluarga dan orang-orang terdekat saya, agar selalu hati-hati dan waspada dalam menjalankan segala aktivitas.  Pada intinya, saya dijambret. Modusnya, pelaku menggunakan sepeda motor, memepet, meneriaki, dan menepuk pundak saya hingga blank sekitar 2-3 detik, lalu mengambil tas selempang yang melekat di badan. Meski sempat melakukan perlawanan dan berusaha mempertahankan tas, tapi apa daya, momentum itu berada di tangan si penjambret. Momentum hilang tas pun melayang.  Dari situ, saya terus menganalisis dari kejadian yang saya alami. Ternyata momentum itulah yang sangat krusial. Karena seharusnya, dalam momentum kontak mata yang hany