Kelesuan ekonomi yang melanda sejumlah negara di dunia
ternyata menyisakan sejumlah persoalan sosial yang sangat serius, seperti
kriminalitas yang meningkat dan juga narkoba. Salah satu negara yang merasakan
dampak dari krisis ekonomi adalah Yunani. Angka penyalahgunan narkoba yang
meningkat menjadi ancaman serius. Narkoba ini bernama “Sisa”.
Direktur Kethea (LSM anti narkoba) di Athena, Harambalos
Poupoulos, menjelaskan, sisa adalah
sabu yang dicampurkan dengan bahan kimia untuk pembuatan baterai. Cara
penggunaannya bisa dihisap dan disuntikkan.
Menurut Harambalos, trend penyalahgunaan narkoba ini tak
lepas dari faktor krisis ekonomi yang melanda. “Banyak anak muda menjadi
pengangguran dan tidak produktif lalu jatuh di pelukan narkoba bernama sisa”,
ujarnya kepada media vice news.
Ia juga menambahkan, narkoba sisa ini sangat berbahaya pada sang penggunanya. Menyambung
pernyataan di atas, Konstantinos (32), seorang pecandu sisa mengatakan narkoba ini paling buruk di dunia. “Jika heroin
bisa membunuh dalam hitungan tahun, saya rasa narkoba sisa ini bisa membunuh pemakainya dalam hitungan bulan saja”,
ujarnya.
Ia juga menambahkan, sisa
membuat penggunanya menjadi lebih agresif dan tidak terkontrol sehingga kadang
pengguna sisa bisa membunuh orang lain tanpa menyadari perbuatannya. Selain
itu, efek buruk yang ditimbulkannya bisa menyebabkan abses atau bengkak bengkak
pada beberapa organ tubuh.
Sembari mengatakan efek buruk narkoba ini, Konstantinos anehnya
malah menghisap sisa ini dengan menggunakan pipa kecil dengan panjang kurang
lebih 20 cm, dengan bandulan di ujungnya menyerupai bohlam kecil. Ia terus
membakar dan menghisapnya hingga berkali-kali, sambil mengatakan jika hidupnya
memang sudah hancur dengan kondisi seperti ini.
Maraknya sisa di kota Athena membuat banyak penggunanya
tewas. Hal ini rupanya tidak mendapatkan perhatian serius dari pemerintah, karena
pada saat masalah ini memuncak, pusat rehabilitasi malah justru dihentikan
operasinya karena keterbatasan dana.
Penduduk Athena pun melancarkan protes agar pusat
rehabilitasi bernama Okana ini segera dioperasikan kembali, karena mereka
khawatir angka kematian semakin tinggi.
“Sudah ada 3.500 orang yang berada di ambang kematian, dan
mereka harus diselamatkan”, ujar salah seorang pengunjuk rasa kepada vice news.
Comments
Post a Comment