Skip to main content

Lagi, Selebritis Lawak Tersungkur di Pelukan Narkoba




Awal pekan ini, kita kembali dikejutkan dengan penangkapan selebritis dari kalangan pelawak senior, Tessy. Pelawak eks Srimulat ini ditangkap dengan barang bukti sabu. Dari keterangan Direktur TP Narkoba Bareskrim Polri, Tessy ditangkap pada Kamis, 23 Oktober 2014, di sebuah rumah di daerah Marga Mulya, Bekasi Utara.
Tentu catatan hitam ini menambah daftar selebritis khususnya pelawa yang mengonsumsi narkoba. Saat ditangkap, pelawak ini sempat mencoba bunuh diri, hingga akhirnya harus menjalani perawatan di RS Polri Kramat Jati.
Kasus narkoba di kalangan artis, memang seolah tiada hentinya. Pertanyaan yang sedikit klise muncul lagi? Apakah dunia narkoba paling parah di kalangan artis. Atau, apakah narkoba di kalangan pelawak justru paling rentan?
Menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas memang butuh analisis yang kuat. Namun, jika dilihat dari pekerjaan seperti pelawak, tidak dipungkiri banyak elemen yang mesti mereka jaga. Rasa percaya diri, banyolan yang meledak-ledak, materi lawakan yang kuat, adalah elemen-elemen yang harus mereka jaga dan kembangkan sehingga mereka tetap mendapat tempat di hati penggemarnya.
Yang terjadi, seiring dengan perkembangan waktu, regenerasi terus muncul. Pelawak datang silih berganti, dan tak jarang orang lama harus tergusur. Seleksi alam di sini berperan penting. Ketika sang pelawak lama memang sudah tidak bisa menghadirkan kelucuan yang kuat, dan kalah bersinar, maka persoalan psikis menjadi dampak yang tidak terhindarkan. Depresi, percaya diri yang hancur, ditambah lagi dengan pergaulan yang salah, jadilah sebuah paket lengkap yang siap mengantar seseorang jatuh di pelukan narkoba.
Mungkin ini yang terjadi dengan Tessy. Sudah jarang muncul di layar kaca, dan tidak bisa lagi membuat tawa pecah penggemarnya, bisa jadi membuat dirinya tertekan dan goyah arah tujuan. Jika ada keterangan yang menyebutkan ia mencoba bunuh diri, tentu ada persoalan jiwa yang serius yang harus segera ditangani.
Kasus Tessy harusnya menjadi warning bagi pelawak-pelawak lainnya, atau kalangan selebritis lainnya tentang betapa jahatnya narkoba meracuni hidup seseorang. Selain hancur fisik, tergilas pula mental penggunanya.
Menyangkut kasus Tessy ini, penegak hukum juga diharapkan dapat menangani kasus ini dengan ideal. Seperti pesan dari peraturan bersama, tersangka seharusnya menjalani asesmen terpadu usai ditangkap, dengan tujuan untuk mengetahui apakah dia hanya pengguna biasa atau pengguna yang merangkap sebagai pengedar atau bandar. Selain itu  pula, dari asesmen terpadu ini bisa diketahui separah apa kondisi penyalahgunaan narkoba si tersangka. Jika Tessy ini ternyata hanya pengguna, tentu rehabilitasi yang lengkap adalah harga mati yang tak bisa ditawar-tawar lagi. (bk)



Comments

Popular posts from this blog

Sepeda Ban Gede Enggak Bikin Cape

 Sepeda gendut atau fatbike masih tergolong minim penggemarnya. Hal ini bisa dilihat dari eksistensinya di jalanan, jarang sekali kita lihat sepeda jenis ini. Banyak yang beranggapan, berat lah, capek lah, dan lain-lain sebagainya. Saat orang bilang demikian, saya juga sempet mikir, iya juga kali ya. Apalagi review di Youtube itu sangat sedikit tentang sepeda beginian.  Nah, saya sebenarnya sudah mengincar sepeda gendut ini sejak 3 tahunan lalu. Saat awal-awal pandemi, di mana sepeda jadi booming, dan harganya gila-gilaan. Saat itu, sebenarnya pengen banget meminang sepeda gendut ini, namun karena beberapa alasan akhirnya saya lewatkan. Tapi, dalam tiga tahun itu, saya selalu iseng untuk stalking foto-foto orang lagi gowes pakai sepeda gendut ini.  Keinginan untuk memiliki si sepeda gendut ini kembali muncul di tahun 2023. Bahkan ngebet banget sampai-sampai harus membangun birokrasi yang lebih intensif dan komprehensif dengan  istri tercinta hehehe, untuk bisa membawa si sepeda gendut

Namanya Satria Keenan Arrais

9 bulan 5 hari,  tepat pada tanggal 2 Februari 2013 akhirnya jagoan saya menyapa dunia. Namanya Satria Keenan Arrais, yang artinya seorang pejuang yang memiliki visi tajam dan seorang pemimpin. Tepat lahir di dunia saat azan subuh, hati saya bergetar, senyum terkembang, dan rasa syukur tak terhingga selalu dipanjatkan kepada Allah SWT. Air mata bahagia bercucuran, lalu mengumandangkan azan sambil nangis, gak peduli nadanya fals dan tidak beraturan. Hehe Keenan merupakan anugerah terindah yang pernah saya dapatkan di dunia ini. Ini adalah titipan Allah yang sangat berharga. Campur aduk haru bahagia, tapi di sisi lain,saya harus siap menerima amanah yang maha dahsat ini. Bagaimana tidak, sepanjang hayat saya, saya harus bisa mendidik, membimbing, dan mengarahkan buah hati ini untuk menjadi seseorang yang berakhlak mulia. Proses persalinan istri saya membuahkan cerita unik tersendiri. Tanggal 1 Februari 2013, rencananya saya akan pulang ke Wonogiri mengantarkan istri saya. Karen

Momentum

 Tanggal 1 Juni 2023 akan selalu menjadi pengalaman yang menjadi pelajaran berharga bagi saya.  Bersepeda harusnya menjadi momentum berbahagia, tapi justru ini menjadi nestapa. Kenapa? ya karena karena kurangnya waspada saya kehilangan tas dan seisinya, yaitu dompet berisi surat penting dan ponsel.  Tentu, ini menjadi pelajaran yang sangat mahal bagi saya, keluarga dan orang-orang terdekat saya, agar selalu hati-hati dan waspada dalam menjalankan segala aktivitas.  Pada intinya, saya dijambret. Modusnya, pelaku menggunakan sepeda motor, memepet, meneriaki, dan menepuk pundak saya hingga blank sekitar 2-3 detik, lalu mengambil tas selempang yang melekat di badan. Meski sempat melakukan perlawanan dan berusaha mempertahankan tas, tapi apa daya, momentum itu berada di tangan si penjambret. Momentum hilang tas pun melayang.  Dari situ, saya terus menganalisis dari kejadian yang saya alami. Ternyata momentum itulah yang sangat krusial. Karena seharusnya, dalam momentum kontak mata yang hany