Skip to main content

Miris, Penyalah Guna Narkoba Kambuhan Disebut Residivis


Stigma buruk penyalah guna narkoba faktanya masih melekat di tengah masyarakat. Bukan hanya masyarakat awam, orang yang bergelut dalam bidang hukum pun masih mengecap buruk penyalah guna narkoba yang kembali kambuh.
Dalam sebuah diskusi tentang pentingnya rehabilitasi di Bali, Kamis (25/11), seorang peserta menyebut penyalah guna narkoba yang kembali kambuh dan tertangkap, disebut dengan istilah residivis.
Menanggapi hal ini, Kepala BNN, DR Anang Iskandar menjelaskan betapa pentingnya masyarakat Indonesia untuk memahami permasalahan adiksi. Di sela-sela diskusi ini, Kepala BNN sengaja memutarkan pesan Presiden SBY tentang kekhususan adiksi yang harus dipahami oleh masyarakat. Dalam pesannya tersebut tersirat jelas bahwa penyalah guna narkoba harus dirangkul, harus diselamatkan, karena masa lalau dan masa kini sudah terenggut sehingga masa depannya harus diselamatkan.
Orang dengan masalah adiksi tentu saja memiliki kekhususan. Kepala BNN menegaskan, hukuman penjara bagi penyalah guna narkoba tidak akan memberikan efek jera. “Memangnya kita orang yang normal ketika dipenjara akan mendapatkan efek jera, mereka tidak seperti itu, penjara bukan solusinya”, ungkap Kepala BNN.
“Solusi yang pasti itu rehabilitasi, karena di dalam penjara itu mendapatkan narkoba hanya cukup 5 menit”, imbuh Jenderal Bintang 3 yang jago melukis ini.
Sementara itu, Rosi pegiat di bidang HIV/AIDS dan adiksi setuju dengan pernyataan Kepala BNN, bahwa penjara itu bukan solusi yang benar untuk penyalah guna narkoba. Menurut Rosi, ketika di dalam penjara, para penyalah guna cenderung mengonsumsi secara bersama-sama, dan tidak steril sehingga banyak muncul kasus HIV/AIDS. (bk)


Comments

Popular posts from this blog

BNN Gelar Penyuluhan Narkoba berbasis Edutainment di PT ASKES

Ibarat meja yang growak akibat rayap, maka sama halnya dengan otak yang terkena narkoba, akan rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi. Demikian disampaikan oleh Dr Victor Pudjiadi, Direktur Advokasi Deputi Bidang Pencegahan BNN, saat memberikan penyuluhan bahaya penyalahgunaan narkoba di kantor pusat PT ASKES Indonesia, Rabu (2/1). Penyuluhan narkoba yang ditampilkan oleh BNN ini tetap mengusung ciri khas education and entertainment (edutainment) , sehingga pesan-pesan tentang bahaya narkoba dapat tersampaikan dengan baik melalui hiburan-hiburan yang segar, baik itu lewat aksi sulap, musik, pantomime dan sejumlah hiburan tak kalah menarik lainnya. Di hadapan  lebih dari 200 jajaran PT ASKES, Direktur Advokasi menekankan bahwa narkoba akan menimbulkan dampak yang sangat parah jika disalahgunakan. Tidak sedikit kecelakaan yang terjadi di darat, laut dan udara disebabkan  oleh penyalahgunaan narkoba. Masalah narkoba yang kian memprihatinkan ini menuntut seluruh elemen mas...

Balada Mencari Pengasuh

Oh anakku sayang..dilema sang ibu bekerja adalah mencari pengasuh anak ketika harus meninggalkan anak di rumah demi pekerjaan. Perjuangan mama dimulai saat Keenan masih  berumur 1 bulan. Mama sudah mulai browsing and searching pengasuh. Kabar baik datang dari Kakek yang memberitahu kalau ada pengasuh dari kampung kakek dulu. Ah jadi lega, ga perlu mikirin cari pengasuh pas nanti pulang ke rumah Mbah Kakung.  Berita itu akhirnya datang juga. Papa dapat kabar dari Kakek kalau pengasuhnya tidak jadi datang. Mama langsung sedih dan panik karena 2 Minggu lagi Mama sudah harus masuk kerja. Setelah berunding dengan Mbah Uti dan Budhe Ami, akhirnya Budhe yang akan momong Keenan sampai mama dapat pengasuh. Baru 4 hari kita di Bekasi setelah liburan di rumah Mbah Kung, mama dapat pengasuh. Namanya Teh Lastri dari Sukabumi berkat jasa agen ART, namanya Mang deden. Si teteh ini baru berumur 23 tahun tapi sudah menikah dan punya 2 anak. Hasil wawancara mama dengan si teteh terungk...

BNN Pacu Produktivitas Mantan Pecandu

Mengatasi masalah adiksi bukan perkara mudah. Setelah para pecandu ini pulih dari ketergantungannya, masalah tidak berhenti sampai di sini, karena pasca pulih dari kecanduan narkoba mereka dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan yang sulit. Apakah mereka bisa terus clean dan  kembali produktif? Atau apakah mereka masih bisa diterima oleh keluarga atau lingkungannya? Pertanyaan besar ini menjadi persoalan yang cukup pelik, dan menyita pemikiran yang sangat serius, tidak terkecuali oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai leading sector dalam upaya pemulihan para mantan pecandu narkoba melalui program pascarehabilitasi. Berbagai upaya terus dilakukan oleh BNN bersama dengan mitra lainnya baik itu instansi pemerintah dan juga swasta. Hasilnya, sedikit demi sedikit titik pencerahan mulai tampak. Kepala BNN, Anang Iskandar menegaskan bahwa akselerasi program pascarehabilitasi harus terus diaktualisasikan dan dalam pelaksanaannya harus  merangkul berbagai pihak terutama...