Skip to main content

Kompaknya Mantan Pasutri (Dalam Kejahatan)



Putus hubungan suami istri rupanya tak menghalangi Sainah dan Waryat untuk tetap kompak dalam kejahatan. Tidak tanggung-tanggung, keduanya bisa dikatakan terlibat dalam jaringan narkoba.
Kisah kriminal mereka berhasil diungkap BNN, pada 14 Oktober lalu, ketika Sainah diketahui bertransaksi narkoba dengan seorang pemuda bernama M.David dengan barang bukti heroin seberat 199,9 gram, di kawasan Cibubur. Setelah dilakukan pengembangan, BNN menggeledah rumah David, dan petugas menemukan ganja seberat 12.214,9 gram yang disimpan di rumahnya di kawasan Cileungsi, Bogor Jawa Barat.
Tidak hanya itu, Sainah juga mengakui jika dirinya sempat menitipkan sabu kepada mantan suaminya, Waryat, sabu seberat 87 gram.
Lantas seperti apa terbongkarnya kasus ini? Pada awalnya, Sainah (SA,43 th), seorang ibu rumah tangga menerima telepon dari seseorang untuk mengambil narkotika dari Muhamad David (MD, 25 th), seorang mantan napi yang baru dibebaskan pada Maret 2013, yang tinggal di Cibubur.
Pada tanggal 14 Oktober 2013, Sainah kemudian berangkat untuk menemui M. David di Cibubur. Setelah Sainah bertemu M.David di Cibubur, petugas langsung menangkap M.David dan Sainah karena pada saat itu terjadi transaksi atau serah terima  heroin seberat 199,9 gram.
Berdasarkan keterangan David,  heroin itu diambil di sebuah bak sampah minimarket di daerah Cikini. Setelah mengambil heroin tersebut, M. David langsung membawa barang tersebut ke kostnya di Cibubur sesuai dengan perjanjian dengan Sainah. Tidak berselang lama, Sainah datang  ke Cibubur, dengan alasan akan menyewa rumah kontrakan yang disarankan oleh M.David. Di tempat kontrakan yang akan disewa oleh Sainah inilah, M. David dan Sainah ditangkap oleh petugas BNN beserta barang bukti heroin seberat 199,9 gram. Selain mendapatkan barang bukti heroin, didapatkan juga barang bukti jenis ganja di rumah kontrakan M.David di kawasan Cileungsi, Jawa Barat sebanyak 12.214,9 gram.
Berdasarkan keterangan Sainah, ia menginformasikan bahwa dirinya telah menitipkan narkotika jenis sabu seberat 87 gram kepada Waryat Sudrajat (WS,mantan suami Sainah), di Karang Anyar, Jakarta Pusat. Kemudian petugas BNN melakukan pengembangan dan menangkap Waryat, di Karang Anyar, Jakarta Pusat, pada tanggal 15 Oktober 2013. Awalnya Waryat keukeuh tidak mau mengakui perbuatannya. Namun ketika Sainah mengatakan, “Ngaku saja, kan saya menitipkan ke kamu”, seketika Waryat pun pasrah dan mengakui kalau dirinya menyimpan sabu tersebut di sekretariat RW. Menurut Waryat, sabu itu ia terima sebelum Sainah berangkat ke Cibubur untuk mengambil heroin.
Kisah tragis rumah tangga Sainah dan Waryat kini bertambah tragis, karena keduanya harus mendekam di balik jeruji besi secara bersamaan. (bk)





















 

Comments

Popular posts from this blog

BNN Gelar Penyuluhan Narkoba berbasis Edutainment di PT ASKES

Ibarat meja yang growak akibat rayap, maka sama halnya dengan otak yang terkena narkoba, akan rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi. Demikian disampaikan oleh Dr Victor Pudjiadi, Direktur Advokasi Deputi Bidang Pencegahan BNN, saat memberikan penyuluhan bahaya penyalahgunaan narkoba di kantor pusat PT ASKES Indonesia, Rabu (2/1). Penyuluhan narkoba yang ditampilkan oleh BNN ini tetap mengusung ciri khas education and entertainment (edutainment) , sehingga pesan-pesan tentang bahaya narkoba dapat tersampaikan dengan baik melalui hiburan-hiburan yang segar, baik itu lewat aksi sulap, musik, pantomime dan sejumlah hiburan tak kalah menarik lainnya. Di hadapan  lebih dari 200 jajaran PT ASKES, Direktur Advokasi menekankan bahwa narkoba akan menimbulkan dampak yang sangat parah jika disalahgunakan. Tidak sedikit kecelakaan yang terjadi di darat, laut dan udara disebabkan  oleh penyalahgunaan narkoba. Masalah narkoba yang kian memprihatinkan ini menuntut seluruh elemen mas...

Balada Mencari Pengasuh

Oh anakku sayang..dilema sang ibu bekerja adalah mencari pengasuh anak ketika harus meninggalkan anak di rumah demi pekerjaan. Perjuangan mama dimulai saat Keenan masih  berumur 1 bulan. Mama sudah mulai browsing and searching pengasuh. Kabar baik datang dari Kakek yang memberitahu kalau ada pengasuh dari kampung kakek dulu. Ah jadi lega, ga perlu mikirin cari pengasuh pas nanti pulang ke rumah Mbah Kakung.  Berita itu akhirnya datang juga. Papa dapat kabar dari Kakek kalau pengasuhnya tidak jadi datang. Mama langsung sedih dan panik karena 2 Minggu lagi Mama sudah harus masuk kerja. Setelah berunding dengan Mbah Uti dan Budhe Ami, akhirnya Budhe yang akan momong Keenan sampai mama dapat pengasuh. Baru 4 hari kita di Bekasi setelah liburan di rumah Mbah Kung, mama dapat pengasuh. Namanya Teh Lastri dari Sukabumi berkat jasa agen ART, namanya Mang deden. Si teteh ini baru berumur 23 tahun tapi sudah menikah dan punya 2 anak. Hasil wawancara mama dengan si teteh terungk...

BNN Pacu Produktivitas Mantan Pecandu

Mengatasi masalah adiksi bukan perkara mudah. Setelah para pecandu ini pulih dari ketergantungannya, masalah tidak berhenti sampai di sini, karena pasca pulih dari kecanduan narkoba mereka dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan yang sulit. Apakah mereka bisa terus clean dan  kembali produktif? Atau apakah mereka masih bisa diterima oleh keluarga atau lingkungannya? Pertanyaan besar ini menjadi persoalan yang cukup pelik, dan menyita pemikiran yang sangat serius, tidak terkecuali oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai leading sector dalam upaya pemulihan para mantan pecandu narkoba melalui program pascarehabilitasi. Berbagai upaya terus dilakukan oleh BNN bersama dengan mitra lainnya baik itu instansi pemerintah dan juga swasta. Hasilnya, sedikit demi sedikit titik pencerahan mulai tampak. Kepala BNN, Anang Iskandar menegaskan bahwa akselerasi program pascarehabilitasi harus terus diaktualisasikan dan dalam pelaksanaannya harus  merangkul berbagai pihak terutama...