Skip to main content

WASPADAI MODUS PINJAM KARTU IDENTITAS!



Badan Narkotika Nasional (BNN) berhasil mengungkap kasus tindak pidana peredaran gelap Narkotika jenis sabu dengan modus meminjam kartu identitas (KTP). Pelaku meminjam KTP rekan atau kerabatnya, lalu menjadikan alamat di KTP tersebut sebagai alamat tujuan pengiriman barang terlarang seperti narkoba. Sementara itu, sang pemilik KTP tidak mengetahui kondisi ini.
Hal ini dialami UY, seorang pria asal Bekasi beberapa waktu lalu. AN salah seorang temannya, meminjam KTP, yang digunakan untuk kepentingan pribadi AN. AN memanfaatkan  alamat rumah tertera di KTP untuk dijadikan tujuan pengiriman narkoba.
Paket kiriman dari Mumbai India yang ditunggu AN akhirnya tiba di Indonesia pada 28 Desember 2012. Barang tersebut  masuk ke Bea Cukai Kantor Pos Pasar Baru untuk dilakukan pemeriksaan. Petugas yang curiga dengan paket ini akhirnya memeriksa isi paket tersebut.  Alhasil, petugas menemukan sabu seberat 1.015 gram, yang disembunyikan dalam asesoris stasionary.
Petugas kemudian melakukan pengembangan ke alamat paket yang dituju. Pada paket itu tertera nama UY sebagai pemilik alamat tujuan. Setibanya di rumah UY, rupanya penerima paket tersebut bukan UY,  akan tetapi AN. AN mengatakan pada kurir paket bahwa ia telah diijinkan oleh UY untuk menerima paket tersebut. Pada saat yang sama UY sedang tidak ada di tempat. AN  juga menunjukkan KTP milik UY, seolah meyakinkan petugas pengirim paket agar barang tersebut bisa diambil olehnya.
Setelah AN menerima paket tersebut, petugas BNN langsung mengamankan AN. Dalam kasus ini, AN memanfaatkan kartu identitas orang lain untuk menerima paket berisi narkoba.
Dengan pengungkapan modus ini, dihimbau agar masyarakat agar semakin waspada dan jangan mudah percaya pada orang lain yang ingin meminjam KTP atau kartu identitas lainnya. Karena faktanya, alamat yang ada di KTP ini dijadikan tujuan untuk pengiriman barang terlarang.
Sementara itu, BNN juga berhasil mengungkap kasus lainnya yaitu  peredaran sabu di kawasan Jakarta. Pada 26 Desember 2012 lalu, FK mengambil narkoba di sebuah toilet di sebuah pusat perbelanjaan di Kemayoran. Selanjutnya,  FK menemui RW di stasiun kereta api Mangga Besar. FK menyerahkan amplop coklat kepada RW dan menyuruhnya untuk mengantarkan barang itu kepada seseorang di sebuah mini market di kawasan Pangeran Jaya Karta Mangga Besar. Pada saat tiba di tempat tersebut, petugas BNN mengamankan RW. Dari tangan tersangka, petugas menyita sabu seberat 303,3 gram. Petuga kemudian mengembangkan kasus dan berhasil mengamankan FK.

Total barang bukti yang berhasil disita oleh BNN dari kedua kasus  di atas adalah sebanyak 1.323,3 gram sabu. Dari total barang bukti tersebut, sebanyak 1.295,8 gram sabu dimusnahkan pada hari ini, sesuai dengan Pasal 75 huruf K, Pasal 91 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, bahwa barang bukti tindak pidana Narkotika harus dilakukan pemusnahan setelah mendapatkan ketetapan barang bukti dari KAJARI setempat, dalam hal ini Kejaksaan Negeri Bekasi dan Kejaksaan Negeri Jakarta Barat.
Sedangkan sisanya sebanyak 10 gram disisihkan untuk keperluan Lab/pembuktian perkara, 7,5 gram untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan 10 gram untuk keperluan pendidikan dan pelatihan.
Pemusnahan barang bukti ini merupakan yang ke-2 kalinya dilakukan oleh BNN di tahun 2013 ini. Dari keseluruhan barang bukti yang berhasil disita dari kedua kasus ini, setidaknya sebanyak ± 5.293 anak bangsa terselamatkan dari ancaman penyalahgunaan Narkotika.


Comments

Popular posts from this blog

Sepeda Ban Gede Enggak Bikin Cape

 Sepeda gendut atau fatbike masih tergolong minim penggemarnya. Hal ini bisa dilihat dari eksistensinya di jalanan, jarang sekali kita lihat sepeda jenis ini. Banyak yang beranggapan, berat lah, capek lah, dan lain-lain sebagainya. Saat orang bilang demikian, saya juga sempet mikir, iya juga kali ya. Apalagi review di Youtube itu sangat sedikit tentang sepeda beginian.  Nah, saya sebenarnya sudah mengincar sepeda gendut ini sejak 3 tahunan lalu. Saat awal-awal pandemi, di mana sepeda jadi booming, dan harganya gila-gilaan. Saat itu, sebenarnya pengen banget meminang sepeda gendut ini, namun karena beberapa alasan akhirnya saya lewatkan. Tapi, dalam tiga tahun itu, saya selalu iseng untuk stalking foto-foto orang lagi gowes pakai sepeda gendut ini.  Keinginan untuk memiliki si sepeda gendut ini kembali muncul di tahun 2023. Bahkan ngebet banget sampai-sampai harus membangun birokrasi yang lebih intensif dan komprehensif dengan  istri tercinta hehehe, untuk bisa membawa si sepeda gendut

Namanya Satria Keenan Arrais

9 bulan 5 hari,  tepat pada tanggal 2 Februari 2013 akhirnya jagoan saya menyapa dunia. Namanya Satria Keenan Arrais, yang artinya seorang pejuang yang memiliki visi tajam dan seorang pemimpin. Tepat lahir di dunia saat azan subuh, hati saya bergetar, senyum terkembang, dan rasa syukur tak terhingga selalu dipanjatkan kepada Allah SWT. Air mata bahagia bercucuran, lalu mengumandangkan azan sambil nangis, gak peduli nadanya fals dan tidak beraturan. Hehe Keenan merupakan anugerah terindah yang pernah saya dapatkan di dunia ini. Ini adalah titipan Allah yang sangat berharga. Campur aduk haru bahagia, tapi di sisi lain,saya harus siap menerima amanah yang maha dahsat ini. Bagaimana tidak, sepanjang hayat saya, saya harus bisa mendidik, membimbing, dan mengarahkan buah hati ini untuk menjadi seseorang yang berakhlak mulia. Proses persalinan istri saya membuahkan cerita unik tersendiri. Tanggal 1 Februari 2013, rencananya saya akan pulang ke Wonogiri mengantarkan istri saya. Karen

Momentum

 Tanggal 1 Juni 2023 akan selalu menjadi pengalaman yang menjadi pelajaran berharga bagi saya.  Bersepeda harusnya menjadi momentum berbahagia, tapi justru ini menjadi nestapa. Kenapa? ya karena karena kurangnya waspada saya kehilangan tas dan seisinya, yaitu dompet berisi surat penting dan ponsel.  Tentu, ini menjadi pelajaran yang sangat mahal bagi saya, keluarga dan orang-orang terdekat saya, agar selalu hati-hati dan waspada dalam menjalankan segala aktivitas.  Pada intinya, saya dijambret. Modusnya, pelaku menggunakan sepeda motor, memepet, meneriaki, dan menepuk pundak saya hingga blank sekitar 2-3 detik, lalu mengambil tas selempang yang melekat di badan. Meski sempat melakukan perlawanan dan berusaha mempertahankan tas, tapi apa daya, momentum itu berada di tangan si penjambret. Momentum hilang tas pun melayang.  Dari situ, saya terus menganalisis dari kejadian yang saya alami. Ternyata momentum itulah yang sangat krusial. Karena seharusnya, dalam momentum kontak mata yang hany