Dasamuka memang ada di alam nyata
Berkeliaran, tertawa, menjilat
lidah, dan menjulur lidah, melipat lidah..
Lalu bagaimana dengan yang hanya
duduk terdiam?
Kalah telak, terkunci dan tidak berdaya dalam cengkraman
tirani
Dasamuka, pancarkan 10 perspektif
berbeda
Hembuskan anarkis di jurang
tanah, dan tiupkan nyanyian merdu di beranda mewah
Konspirasi tercium sudah….
Dasamuka bertahan, bernyanyi,
tersenyum saat menapak tanah
Dasamuka kenyang, dan buang air
besar saat duduk manis di atas keramik
bening
Apakah memang hipokrasi itu harga
mati?
Sepertinya inilah jawaban dari
ruwetnya perputaran zaman
Menebalkan muka dan menjulurkan paradigma
lembek
Demi si pemegang tongkat
melebarkan mukanya, dan gelontorkan tawa
Lebar, renyah, meski itu
sebenarnya pahit, asem, dan tengik…
Lalu di mana sebuah harga diri
jika diinjak hipokrasi?
Kawan, sepuluh jari merentang
hanya hampa
Namun sepuluh jari terkumpul
bulat apakah itu berasa hampa?
Jika hati bulat, jemari membulat,
lalu apakah masih lemah memecah hipokrasi?
Comments
Post a Comment