Pemilihan waktu tayang yang berbarengan dengan Dilan dan juga Captain Marvel, merupakan langkah berani. Meski jatah tayangnya gak terlalu panjang namun, tetap, bagi saya sebagai penikmat film karya Indonesia, Foxtrot Six merupakan tontonan yang paling ASIX di awal taun ini. Bagi saya ini sajian paket komplet. Action yang tetap dramatic, dan sesekali menyegarkan penonton dengan ocehan dan adegan yang kocak..kesemuanya diramu dalam paket yang pas, tidak berlebihan.
karena itulah Saya tetap menempatkan Foxtrot Six sebagai tontotan teratas dibandingkan dua film tadi. Subjektif memang, tapi ya itu memang sudut pandang saya sebagai penggemar film laga yang mendekati realita.
Parameternya sederhana sih, berikut ini, alasan kenapa saya suka film ini :
1. Plot
bagi sebagian orang, mungkin boleh dikatakan plotnya sederhana. Tapi buat saya, sebagai penggemar film action, maka plot sederhana sangat wajar, apalagi dengan durasi waktu yang tidak sampai dua jam, di mana harus ada pemadatan alur cerita, agar kisah yang terbangun mulai introduction-raising action-action hingga ke falling action itu bisa dapet feelnya.
Keberanian film ini, muncul ketika opening. Biasanya, dalam kebiasaan film laga, biasanya penonton diberikan "tonjokan" selama 2-3 menit dengan adegan-adegan seru. Tapi di sini, sang kreator justru malah menyuguhkan scene dengan adegan yang sedikit mellow (menurut saya sih). Itu agak membuat saya heran, "kok gak langsung ngegas ya". Agak suuzon sih, karena hal ini di luar pakem action banget. Tapi rupanya, sang creator ingin mengenalkan karakter-karakter inti dengan pendekatan dramatis, karena hal ini akan jadi benang merah ke alur selanjutnya. Dan, yes, film ini berhasil memercikan bumbu-bumbu drama di tiap2 segmennya.
Bagi saya, film ini agak mengecewakan di akhir. Mengapa??? karena eh karena, karakter yang lucu-lucu harus gugur, seperti si Oggy yang bawel penuh sumpah serapah, dan si Ethan yang hobby ngevlog dengan tampang keren tapi konyol. Lalu karakter yang segar seperti Sari juga harus mati. Tapi ya sudahlah, lagi-lagi karena dengan situasi itu semua, drama di film ini begitu hidup...
Pertarungan sesungguhnya dibuka dengan kutipan yg sangat keren nan heroik
Millions of life are at stake tonight.
They’re counting on us.
Me. I’m counting on you.
Siap?
SIAAAPPP!"
Lalu adegan demi adegan aksi yang bertubi2 membuat emosi diaduk2.. Kekaguman pada aksi dan bisa mengaduk emosi, itu namanya plot film ini punya nyawa...
cara sang kreator menutup film ini juga agak di luar pakem. Artinya, bukan sang jagoan yang menghabisi sang penjahat. Tapi people power yang melakukannya. Sekali lagi ini di luar pakem, tapi terkadang, memang harus keluar pakem jika ingin ada sajian yang berbeda.
2. Karakter
Kemunculan Sari, merupakan kunci, yang membuat sebuah karakter bisa berubah haluan. Konflik batin inilah, yang mengubah Angga yang tadinya punya segalanya menjadi pembelot pemerintah yang pada akhirnya nekat melawan ketidakadilan dengan tenaga seadanya.
setelah plot pertemuan antara Angga dan Sari, maka tokoh-tokoh lain muncul dan memiliki keunikan masing-masing.
Oggy, mantan teman seperjuangan di militer, menjadi penuntun Angga untuk kembali menyatukan reuni teman-temannya di era militernya dulu. Karakter nya lucu, ocehannya receh tapi jadi ice breaker...
Bara yang ditemukan saat bertarung memperjuangkan sekarung beras, lalu Tino yang keras kepala, dan Ethan yang bocor, karena menjadi vlogger yang agak norak tapi kocak. Namun tetap, di dalam sebuah pertunjukkan pasti ada yang mencuri perhatian. Saya menempatkan tokoh Spec (chico jerikho) ke dalam toplist, karena karakternya paling kuat setelah Angga. Dan kehadiran Spec pasti dinantikan pecinta foxtrot six, karena semoga saja memang sekuelnya benar-benar ada. Karena bagi penonton yang tidak buru-buru beranjak saat credit title, pasti akan nyengir-nyengir sambil ngarep, "Kapan ini akan dibuat lagi??", hehehehe.
3. Action
Adegan action akan terasa kuat jika memang didahului dengan motivasi yang kuat dalam plot. setiap detail adegan laga di sini punya motivasi yang kuat, artinya, tidak langsung asal jedar jedor, atau bak bik buk berantem tanpa goal yang pasti.
Adegan perkelahian yang disajikan keren, tapi mohon maaf sih belum bisa selevel the raid. (maaf yaaa...). Meskipun demikian, hal ini tidak menurunkan rasa cinta saya pada film ini, karena intensitas action di film ini di setting sangat rapi baik dalam konteks pertempuran kota hingga pertarungan tangan kosong. Masing-masing karakter mampu menampilkan porsi aksinya dengan pas. Namun, jujur jika harus mengatakan, lagi-lagi, dalam hal aksi, maka Spec dan Bara sangat menyita perhatian. Namun, dari sisi sang penjahat, maka penampilan Wisnu (Edward Akbar) mampu menunjukkan kebengisannya. Akan tetapi, yang justru mencuri perhatian adalah si pemakai jubah sakti alias tembus pandang,yaitu bung Godfred Orindeod.
4. Drama
Tidak bisa dipungkiri, bahwa dramatisasi dalam film ini cukup kuat. Saya dibuat agak pengen nangis sebenarnya di adegan tertentu, salah satunya ketika Angga dibuat menderita karena harus menyelamatkan Sari sebagai kekasih hatinya di masa lalu, dan Dinda sang putrinya yang baru ia temukan.
5. Komedi
Boleh dikatakan, dalam struktur film ini, tetap ada balutan komedi. meski minimal, tapi tetap mampu meletupkan tawa maksimal. Adalah ocehan si Oggy dan kekonyolan si Ethan sang vlogger edan. Dua unsur ini cukup mencairkan alur cerita yang dibuat gloomy dan memprihatinkan.
Kesimpulannya, saya berikan bintang 4 dari skala 5 bintang. salut untuk cast n crew di film ini yang telah berjuang menampilkan film lokal rasa internasional.
Meski apik, film ini ada kekurangannya....apakah itu? kekurangannya adalah durasinya kurang panjang...heheheheh
Dan terakhir, yang tidak akan saya lupakan adalah Logo Foxtrot Six ini yang sangat keren dan ikonik.
foto diambil dari IG Foxtrotsixmovie
karena itulah Saya tetap menempatkan Foxtrot Six sebagai tontotan teratas dibandingkan dua film tadi. Subjektif memang, tapi ya itu memang sudut pandang saya sebagai penggemar film laga yang mendekati realita.
Parameternya sederhana sih, berikut ini, alasan kenapa saya suka film ini :
1. Plot
bagi sebagian orang, mungkin boleh dikatakan plotnya sederhana. Tapi buat saya, sebagai penggemar film action, maka plot sederhana sangat wajar, apalagi dengan durasi waktu yang tidak sampai dua jam, di mana harus ada pemadatan alur cerita, agar kisah yang terbangun mulai introduction-raising action-action hingga ke falling action itu bisa dapet feelnya.
Keberanian film ini, muncul ketika opening. Biasanya, dalam kebiasaan film laga, biasanya penonton diberikan "tonjokan" selama 2-3 menit dengan adegan-adegan seru. Tapi di sini, sang kreator justru malah menyuguhkan scene dengan adegan yang sedikit mellow (menurut saya sih). Itu agak membuat saya heran, "kok gak langsung ngegas ya". Agak suuzon sih, karena hal ini di luar pakem action banget. Tapi rupanya, sang creator ingin mengenalkan karakter-karakter inti dengan pendekatan dramatis, karena hal ini akan jadi benang merah ke alur selanjutnya. Dan, yes, film ini berhasil memercikan bumbu-bumbu drama di tiap2 segmennya.
Bagi saya, film ini agak mengecewakan di akhir. Mengapa??? karena eh karena, karakter yang lucu-lucu harus gugur, seperti si Oggy yang bawel penuh sumpah serapah, dan si Ethan yang hobby ngevlog dengan tampang keren tapi konyol. Lalu karakter yang segar seperti Sari juga harus mati. Tapi ya sudahlah, lagi-lagi karena dengan situasi itu semua, drama di film ini begitu hidup...
Pertarungan sesungguhnya dibuka dengan kutipan yg sangat keren nan heroik
Millions of life are at stake tonight.
They’re counting on us.
Me. I’m counting on you.
Siap?
SIAAAPPP!"
Lalu adegan demi adegan aksi yang bertubi2 membuat emosi diaduk2.. Kekaguman pada aksi dan bisa mengaduk emosi, itu namanya plot film ini punya nyawa...
cara sang kreator menutup film ini juga agak di luar pakem. Artinya, bukan sang jagoan yang menghabisi sang penjahat. Tapi people power yang melakukannya. Sekali lagi ini di luar pakem, tapi terkadang, memang harus keluar pakem jika ingin ada sajian yang berbeda.
2. Karakter
Kemunculan Sari, merupakan kunci, yang membuat sebuah karakter bisa berubah haluan. Konflik batin inilah, yang mengubah Angga yang tadinya punya segalanya menjadi pembelot pemerintah yang pada akhirnya nekat melawan ketidakadilan dengan tenaga seadanya.
setelah plot pertemuan antara Angga dan Sari, maka tokoh-tokoh lain muncul dan memiliki keunikan masing-masing.
Oggy, mantan teman seperjuangan di militer, menjadi penuntun Angga untuk kembali menyatukan reuni teman-temannya di era militernya dulu. Karakter nya lucu, ocehannya receh tapi jadi ice breaker...
Bara yang ditemukan saat bertarung memperjuangkan sekarung beras, lalu Tino yang keras kepala, dan Ethan yang bocor, karena menjadi vlogger yang agak norak tapi kocak. Namun tetap, di dalam sebuah pertunjukkan pasti ada yang mencuri perhatian. Saya menempatkan tokoh Spec (chico jerikho) ke dalam toplist, karena karakternya paling kuat setelah Angga. Dan kehadiran Spec pasti dinantikan pecinta foxtrot six, karena semoga saja memang sekuelnya benar-benar ada. Karena bagi penonton yang tidak buru-buru beranjak saat credit title, pasti akan nyengir-nyengir sambil ngarep, "Kapan ini akan dibuat lagi??", hehehehe.
3. Action
Adegan action akan terasa kuat jika memang didahului dengan motivasi yang kuat dalam plot. setiap detail adegan laga di sini punya motivasi yang kuat, artinya, tidak langsung asal jedar jedor, atau bak bik buk berantem tanpa goal yang pasti.
Adegan perkelahian yang disajikan keren, tapi mohon maaf sih belum bisa selevel the raid. (maaf yaaa...). Meskipun demikian, hal ini tidak menurunkan rasa cinta saya pada film ini, karena intensitas action di film ini di setting sangat rapi baik dalam konteks pertempuran kota hingga pertarungan tangan kosong. Masing-masing karakter mampu menampilkan porsi aksinya dengan pas. Namun, jujur jika harus mengatakan, lagi-lagi, dalam hal aksi, maka Spec dan Bara sangat menyita perhatian. Namun, dari sisi sang penjahat, maka penampilan Wisnu (Edward Akbar) mampu menunjukkan kebengisannya. Akan tetapi, yang justru mencuri perhatian adalah si pemakai jubah sakti alias tembus pandang,yaitu bung Godfred Orindeod.
4. Drama
Tidak bisa dipungkiri, bahwa dramatisasi dalam film ini cukup kuat. Saya dibuat agak pengen nangis sebenarnya di adegan tertentu, salah satunya ketika Angga dibuat menderita karena harus menyelamatkan Sari sebagai kekasih hatinya di masa lalu, dan Dinda sang putrinya yang baru ia temukan.
5. Komedi
Boleh dikatakan, dalam struktur film ini, tetap ada balutan komedi. meski minimal, tapi tetap mampu meletupkan tawa maksimal. Adalah ocehan si Oggy dan kekonyolan si Ethan sang vlogger edan. Dua unsur ini cukup mencairkan alur cerita yang dibuat gloomy dan memprihatinkan.
Kesimpulannya, saya berikan bintang 4 dari skala 5 bintang. salut untuk cast n crew di film ini yang telah berjuang menampilkan film lokal rasa internasional.
Meski apik, film ini ada kekurangannya....apakah itu? kekurangannya adalah durasinya kurang panjang...heheheheh
Dan terakhir, yang tidak akan saya lupakan adalah Logo Foxtrot Six ini yang sangat keren dan ikonik.
foto diambil dari IG Foxtrotsixmovie
Comments
Post a Comment