Skip to main content

Niat dan Disiplin

Untuk menjadi seorang penulis handal, Pak FX Rudy Gunawan, salah seorang penulis di Indonesia menyebutkan dua hal penting harus muncul yaitu Niat dan Disiplin. Saat ini, tak ada istilah, menulis itu karena bakat. Menurutnya, menulis itu bisa dilakukan asal benar-benar didasari niat untuk membuat sebuah tulisan dan memiliki disiplin untuk mem push diri sendiri agar menulis secara konsisten.

Tapi selain itu, kita juga perlu membekali diri untuk membaca banyak buku sehingga kita punya banyak referensi dan juga memperkaya diksi. 
 foto : narasumber Ibu Ariani Djalal sedang jelaskan cara nulis kreatif di Medsos


Pesan sederhana itu saya dapatkan ketika menjadi peserta pelatihan Menulis Kreatif di Kominfo, Sabtu (26/11).  Memang benar sih, dua hal ini sering dilupakan orang, apalagi bagi saya seorang yang baru belajar menjadi penulis.

Pelatihan yang saya jalani kemarin cukup mengesankan. Tidak banyak teori menulis, tapi yang penting adalah praktek. Kami peserta ditantang untuk membuat tulisan dengan topik Batu Peringatan gedung Kominfo yang bisa kami lihat di ruang pelatihan. 10 menit adalah waktu yang harus kami manfaatkan untuk membuat sebuah tulisan. Lantas, enam orang dipilih untuk presentasi, dan hasilnya bagus-bagus.

Lalu tantangan kedua adalah menggabungkan tiga topik kunci, yaitu Batu peringatan, komunikasi dan juga narkotika. Kita ditantang untuk membuat tulisan mengandung tiga unsur tadi. Syukurlah, saya sudah siap dngan materi itu, karena tulisan pertama syaa memang sudah mengandung tiga unsur tadi..hehehehehe…jadi ketika mau presentasi…siap takut…

Kata Pak Rudy, itulah strategi tiga kata…seseorang bisa melatih tiga kata acak untuk menjadi sebuah cerita atau tulisan yang keren.

Terima kasih Pak FX Rudy Gunawan…see u di lain kesempatan..



Comments

Popular posts from this blog

BNN Gelar Penyuluhan Narkoba berbasis Edutainment di PT ASKES

Ibarat meja yang growak akibat rayap, maka sama halnya dengan otak yang terkena narkoba, akan rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi. Demikian disampaikan oleh Dr Victor Pudjiadi, Direktur Advokasi Deputi Bidang Pencegahan BNN, saat memberikan penyuluhan bahaya penyalahgunaan narkoba di kantor pusat PT ASKES Indonesia, Rabu (2/1). Penyuluhan narkoba yang ditampilkan oleh BNN ini tetap mengusung ciri khas education and entertainment (edutainment) , sehingga pesan-pesan tentang bahaya narkoba dapat tersampaikan dengan baik melalui hiburan-hiburan yang segar, baik itu lewat aksi sulap, musik, pantomime dan sejumlah hiburan tak kalah menarik lainnya. Di hadapan  lebih dari 200 jajaran PT ASKES, Direktur Advokasi menekankan bahwa narkoba akan menimbulkan dampak yang sangat parah jika disalahgunakan. Tidak sedikit kecelakaan yang terjadi di darat, laut dan udara disebabkan  oleh penyalahgunaan narkoba. Masalah narkoba yang kian memprihatinkan ini menuntut seluruh elemen mas...

Balada Mencari Pengasuh

Oh anakku sayang..dilema sang ibu bekerja adalah mencari pengasuh anak ketika harus meninggalkan anak di rumah demi pekerjaan. Perjuangan mama dimulai saat Keenan masih  berumur 1 bulan. Mama sudah mulai browsing and searching pengasuh. Kabar baik datang dari Kakek yang memberitahu kalau ada pengasuh dari kampung kakek dulu. Ah jadi lega, ga perlu mikirin cari pengasuh pas nanti pulang ke rumah Mbah Kakung.  Berita itu akhirnya datang juga. Papa dapat kabar dari Kakek kalau pengasuhnya tidak jadi datang. Mama langsung sedih dan panik karena 2 Minggu lagi Mama sudah harus masuk kerja. Setelah berunding dengan Mbah Uti dan Budhe Ami, akhirnya Budhe yang akan momong Keenan sampai mama dapat pengasuh. Baru 4 hari kita di Bekasi setelah liburan di rumah Mbah Kung, mama dapat pengasuh. Namanya Teh Lastri dari Sukabumi berkat jasa agen ART, namanya Mang deden. Si teteh ini baru berumur 23 tahun tapi sudah menikah dan punya 2 anak. Hasil wawancara mama dengan si teteh terungk...

Racun

Aku saat ini seperti selebritis Diperbincangkan di setiap penjuru bumi Katanya aku racun, tapi kok tampak seperti madu Katanya aku membunuh, tapi  banyak jiwa bertekuk lutut dan menciumku Setiap hari lembar surat kabar mencecar Betapa diriku dihujat tapi banyak juga membelaiku sambil tertawa lebar Banyak orang mencariku.. Di sudut gang, di sudut perbatasan hingga di tengah lautan Dibawa dengan kapal mewah,  pernah Dibalut dalam plastik bekas pun pasrah Lalu bermalam di balik pakaian dalam pun lumrah Aku dinilai terlalu tinggi.. Nominal rupiahnya menjulang  sentuh  langit Tapi Ingat!!!! aku itu pembunuh Aku bantai berpuluh puluh anak negeri Dalam satu kali rotasi bumi Pasukan coklat, biru, hijau telah seret aku Membakarku jadi abu Tapi racun-racun lain masih bergerak ke sana kemari Tertawa kecil Mati satu, beredar tak terhitung Aku memang racun.. Aku juga membunuh.. Aku pisahkan anak dengan ibu Aku renggan...