Setiap hari, aku selalu berdoa agar aku bisa dipertemukan bapak saya, atau yang akrab saya panggil "Apa", yang telah meninggalkan kami pada 13 Oktober 2016 lalu, meski hanya dalam mimpi. keinginan untuk bertemu begitu besarnya, karena aku tidak bisa menemani beliau saat akan dipanggil Yang Maha Kuasa. Aku merasa sangat tak berbakti karena tidak bisa mengiringinya dari mulai beliau menghembuskan nafas terakhirnya, hingga menguburkannya. Aku benar-benar tidak melihatnya.
Rasa sedih yang mendalam, karena tak sempatnya diriku untuk mengucapkan permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah kuperbuat pada beliau.
Syukurlah, dalam mimpi tadi malam, Rabu dini hari (9/11) aku bisa bercengkrama, bisa mengobrol dengan dirinya walau hanya beberapa detik saja. Dan aku juga merasakan sedih yang begitu besar ketika kami harus saling berpamitan, beliau hilang ditelan cahaya sedangkan saya tiba-tiba bangun terjaga.
Aku tidak tahu apakah ini hanya ilusi atau hanya kembang tidur, tapi yang pasti, aku melihat sosok almarhum yang begitu segar, begitu muda, dan begitu gagahnya saat mengajaku berbicara...Dia tampak bahagia di alam sana...
Semoga Engkau Tenang di sana Apa Sarjim yang aku sayangi...
Rasa sedih yang mendalam, karena tak sempatnya diriku untuk mengucapkan permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah kuperbuat pada beliau.
Syukurlah, dalam mimpi tadi malam, Rabu dini hari (9/11) aku bisa bercengkrama, bisa mengobrol dengan dirinya walau hanya beberapa detik saja. Dan aku juga merasakan sedih yang begitu besar ketika kami harus saling berpamitan, beliau hilang ditelan cahaya sedangkan saya tiba-tiba bangun terjaga.
Aku tidak tahu apakah ini hanya ilusi atau hanya kembang tidur, tapi yang pasti, aku melihat sosok almarhum yang begitu segar, begitu muda, dan begitu gagahnya saat mengajaku berbicara...Dia tampak bahagia di alam sana...
Semoga Engkau Tenang di sana Apa Sarjim yang aku sayangi...
Comments
Post a Comment