Salah
satu permasalahan besar yang masih muncul dalam konteks adiksi adalah masih melekatnya stigma negatif di antara
mantan pengguna narkoba. Hal ini berimbas pada kurangnya kepercayaan yang
diberikan kepada para mantan pengguna narkoba atau recovering addict. Beberapa fakta masih mudah ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti misalnya jika ada kehilangan barang di rumah,
maka dengan mudah tuduhan itu akan meluncur pada mantan pengguna narkoba yang
ada di rumah tersebut.
“Hal
ini menunjukkan masih adanya stigma negatif yang memberikan dampak negatif
untuk para mantan pecandu narkoba”, ujar Dr Jody, salah seorang staf Pasca Rehabilitasi BNN, saat memandu Focus
Discussion Group (FGD) dengan tema “Pengguna Narkoba Dihukum atau
Direhabilitasi? Dampak Stigma Negatif Terhadap Masa Depan Pengguna”, yang
digelar di BNN, Kamis (28/2).
Penanganan
mantan pecandu narkoba memang membutuhkan upaya hebat yang kontinyu dan tak
kenal batas. Hal ini bisa dipetik dari pengalaman Bunda Ifet, ibunda Bimbim (
penggebuk drum Slank).
Bunda
Ifet dikenal sebagai seorang ibu yang berjuang keras untuk memulihkan anaknya
dari ketergantungan narkoba. Berkat ketekenunan dan kesabarannya, Bunda Ifet berhasil
mengeluarkan Bimbim, dan juga Kaka (vocalis Slank) dari jeratan narkoba dengan
menggunakan metode detoksifikasi.
Pada
saat narkoba mulai menjerat Bimbim dan Kaka, grup band Slank yang memiliki
jutaan fans loyal di negeri ini memasuki
masa-masa sulit. Saat itulah, Bunda Ifet masuk ke dalam manajemen untuk
mengarahkan anaknya serta personel lainnya untuk tetap berkarya tanpa
mengonsumsi narkoba.
Setelah
Bimbim dan Kaka mulai pulih, rupanya stigma negatif masih melanda grup band ini
sehingga ada berbagai kontrak manggung yang sulit untuk direalisasikan. Banyak
pihak yang masih menganggap bahwa pemain band yang sudah terkena narkoba tidak
akan tampil maksimal. Namun, berkat keyakinan dan upaya yang keras, Bunda Ifet
berhasil meyakinkan bahwa Slank sudah pulih dan sudah bisa maksimal. Peranan
sang Bunda Ifet yang begitu kuat inilah yang menjadi salah satu roh dalam grup
band ini tetap bisa berkarya dan bisa memberikan penampilan terbaiknya. Menurut
Bunda Ifet, karya-karya Slank justru jauh lebih bagus ketika mereka sudah pulih
dari kecanduan narkoba.
Dalam
konteks stamina, ada paradigma salah dan seringkali ditelan bulat-bulat oleh
para pemain band. Paradigma itu adalah, ketika para pemain band itu telah
memainkan 10 lagu, maka harus diberikan doping sehingga bisa menaikkan power
mereka. Maka tidak heran ada beberapa musisi yang akhirnya menggunakan narkoba
untuk menaikkan performa mereka. Menanggapi hal ini, Bunda Ifet tegas menolak
paradigma ini, karena pada dasarnya memainkan puluhan lagu pun bisa dilakukan tanpa
menggunakan narkoba, dan Slank sudah membuktikannya.
Bunda
Ifet berpesan khusus agar para orang tua memahami betul perkembangan
anak-anaknya. “Orang tua tuh harus benar-benar memahami betul perubahan yang
terjadi pada sikap anak kita, jangan sampai kecolongan, perhatikan jika ada
perubahan drastis baik itu dari cara dia bicara, bersikap, hingga cara
berpakaian, karena pada dasarnya akan kelihatan kok kalau anak kita mulai
mengonsumsi narkoba”, ujar Bunda Ifet.
Meski
dinyatakan pulih dari ketergantungan narkoba, Bunda Ifet merekomendasikan pada
para orang tua dari mantan pengguna narkoba agar selalu memiliki perhatian dan
kepedulian tanpa batas. Salah satu sikap yang ia tunjukkan adalah ketegasan
dengan melarang Bimbim untuk menggunakan telepon selular selama satu setengah
tahun, setelah Bimbim dinyatakan pulih.
Sementara
itu, Cepi Chandra, seorang mantan pengguna narkoba dari kalangan selebritis
juga membagikan pengalamannya untuk tetap survive
dan tidak lagi tercoreng dari stigma negatif sebagai mantan pengguna narkoba.
Bagi
aktor yang seringkali memerankan peran antagonis ini, masa sulit karena narkoba
pernah ia lalui. Baginya, narkoba telah
menghambat perjalaanan karirnya, karena ia tidak bisa bekerja dengan maksimal sehingga
akhirnya karirnya tenggelam.
Namun
setiap manusia memang memiliki titik balik dengan cara masing-masing. Pada saat
sang ibunda meninggal dunia, Cepi mulai sadar bahwa hidupnya yang dinodai
dengan penyalahgunaan narkoba harus segera diperbaiki. Setelah bertahun-tahun
menggunakan narkoba berbagai jenis, dari mulai pil koplo, ekstasi, hingga sabu,
Cepi akhirnya berhenti mengonsumsinya. Beberapa tahun ia mengalami masa sulit
karena harus vakum dari dunia entertainment yang membesarkan namanya. Setelah
benar-benar pulih, Cepi pun kembali mendapatkan kembali karirnya di dunia jagad
hiburan. Beberapa judul sinetron kini sedang ia geluti. Menurutnya, setiap
orang yang pernah terjebak narkoba bukan menjadi akhir dari segalanya karena
banyak mantan pengguna yang akhirnya kembali bersinar.
Menyinggung
masih banyaknya stigma yang berkembang di masyarakat, Dr Jodi berpendapat, sosialisasi
mengenai para korban penyalahguna narkoba masih minim sehingga masyarakat
sendiri kurang begitu memperdulikan eksistensi mereka. Ia berharap kampanye
yang digalakan itu tidak hanya di level anti narkoba, tapi juga harus masuk ke
level kampanye peduli korban narkoba.
Menanggapi
pernyataan tersebut, Sulaeman, salah seorang peserta diskusi meminta agar media
massa dapat lebih memerankan fungsinya, dengan memberikan informasi yang
komprehensif tentang narkoba dan juga korbannya, sehingga masyarakat dapat
memahami betul mengenai permasalahan adiksi. Dengan pemahaman itulah, paradigma
masyarakat tentang pengguna atau mantan pengguna narkoba pun akan lebih
objektif, sehingga secara otomatis stigma buruk yang melekat pada diri mereka
akan hilang.
Comments
Post a Comment